Ketika Kamu Bersedih


 
Halo, Bloggers! Sudah lama tidak berkunjung ke blog sendiri. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang menggerakkan hati untuk menulis malam ini. Tssahh... bahasanya. Hehehe....
 
Tentang sedih. 

Kamu pasti pernah merasakan sedih bukan? Gimana sih rasa sedih itu? Ya, semua orang pasti bisa menjawabnya. Sedih itu adalah sebuah perasaan. Abstrak memang jika kita diminta untuk mendeskripsikan sebuah perasaan. Sedih pun terkadang nggak pure sedih saja. Bisa tercampur amarah, kecewa, takut, bingung, pokoknya kompleks deh. Yang pasti sedih itu ketika dada terasa sesak (bisa sampai apneu malah *lebay), ketika mata ingin menumpahkan kolam air matanya, ketika diri butuh seseorang untuk bercerita, dan banyak hal lainnya yang terjadi pada diri kita di saat bersedih.


Kalau boleh curhat sedikit, dari dulu aku adalah anak yang tipenya nggak suka curhat sama orang. Jadilah buku diary jadi tempat pelampiasan (mungkin ini jadi faktor suka nulis hehehe). Mungkin juga ketika bersedih aku nggak tahu apakah dengan menceritakan masalah pada orang lain bisa menambah kelegaan atau justru menambah masalah atau membebani si orang yang dijadikan tempat curhat.

Terkadang aku berpikir, menyimpan kesedihan itu ada positifnya juga. Lebih tepatnya karena aku merasakannya sendiri. Ketika kita sedang bersedih lalu kita berpikir, kita merenung. Kita menilai apa yang salah dari semua yang terjadi. Dari situ kita belajar mengintropeksi diri sekaligus menganalisis masalah yang ada. Kenapa sih bisa begini? Kenapa sih si anu ngejauhin aku? Kenapa sih aku dilarang ini itu sama orangtua? Kenapa sih nilai aku jelek mulu, padahal udah begadang mati-matian belajar? Dan segala hal lain yang bisa membuat perasaan sedih.

Tapi kembali lagi, semua orang punya cara masing-masing untuk kembali cheer up dari kesedihan. Beberapa kali aku bersedih dan beberapa kali juga aku menerapkan berbagai metode untuk men-treatment diriku sendiri. Hehehe... Kalau diperkenankan untuk sekedar sharing, beginilah yang menurutku baik based on my experience:

1.      Curhat sama Allah SWT
Sudah ada ayatnya kan “Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang..”. Dan ini ASELI BANGET TERBUKTI. Inilah cara NUMBER ONE yang nggak boleh ketinggalan dilakukan ketika kita bersedih. Dan sebelum curhat baiknya dengan adab. Ibaratnya seperti kita ingin bertemu psikolog yang Maha Hebat untuk berkonsultasi tentang masalah yang sangat sangat berat. Bisa dilakukan sholat atau berzikir terlebih dahulu, setelah itu baru deh berdoa sambil menceritakan semuanya ke Allah SWT.. Asli deh ini nikmat banget rasanya! Kenapa sih harus ke Allah dulu? Lah iya toh Mbak, semua masalah kan terjadi juga atas izin Allah (terlepas itu karena khilaf atau kealpaan kita sebagai manusia). So pasti, Allah SWT selalu punya solusinya.

Mungkin saja, ketika kamu ditimpakan kesedihan oleh Allah, Allah tuh sebenernya lagi kangen banget sama kamu. Kangen kamu ketika tahajud, kangen kamu ketika berdoa, kangen kamu ketika berdua-duaan sama Allah saja. Memohon dan hanya berharap kepadanya. Mungkin beberapa waktu terakhir, kamu terlalu sibuk atau terlalu bahagia; sehingga lupa khusyuk dalam ibadahmu. Ya nggak sih? Hehehe....

Maka yakinlah “Laa tahzan, innalla ma’ana” (“Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”).

2.     Cobalah menyendiri sejenak
Menyendiri di sini bukan berarti mengurung diri di kamar berhari-hari hingga memutuskan bunuh diri (Astagfirullah... jangan sampe yah). Tapi beneran ini kejadian di dunia nyata kita sekarang. Banyak orang putus cinta sampai bisa bunuh diri. Banyak orang bangkrut kehilangan harta memilih mengakhiri hidupnya. Masya Allah... seakan bunuh diri satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa sedih itu. Nggak mikir ya kalau setelah dunia ada akhirat. Astagfirullah....

Maksudnya dengan menyendiri adalah mencoba merenung, mengintropeksi diri. Apa ya yang salah dari diri aku? Apakah usahanya kurang? Atau doa dan ibadahnya kurang? Apakah ini sebuah ujian dari Allah ataukan ini teguran atas kelalaianku? Ingat! Setiap kejadian yang terjadi dalam hidup nggak mungkin terjadi begitu saja, pasti ada hubungan sebab akibatnya.

Apa sih kasus-kasus yang sering bikin sedih, terutama buat ABG ABG kayak kita ini (Emang kamu masih ABG, Feb? Wkwkwk)

Ya mungkin kalau kasusnya nilai kamu jeblok atau nggak keterima di sekolah atau universitas yang kamu damba-damba; coba pikir deh, kamu belajar dan doanya kurang kali? Atau memang soalnya yang minta ampun keterlaluan susahnya? Atau memang mungkin kamu tuh nggak cocok di sekolah itu. Bisa jadi ada sekolah lain yang lebih baik buat kamu. Mungkin juga kamu akan bertemu jodoh kamu di sana (Laah... hehe). Kalau udah begini, terus mau gimana dong? Mau diterusin nangisnya aja gitu? Think positive aja ya.

Kalau kasusnya patah hati. Ya siapa suruh kamu suka sama orang itu? Lah... mau gimana atuh namanya fitrah manusia ya. Aduh, kalau jodoh mah nggak kemana ya mas mbak. Yakin aja dah kamu bakal dipertemukan sama orang yang pas banget dah. Cocok T.O.P.B.G.T. Tapi syaratnya sabar ya mas mbak. Dia yang kamu nantikan akan datang di waktu yang tepat dan di tempat yang tepat pula. Udah dibikinin kok skenarionya sama Allah SWT. Kenapa jadi banyak ngomongin patah hati begini yak. Hehehe....

Apa lagi nih? Hemm... kalau kamu sedih karena dijauhin teman. Apalagi teman main yang dekat banget sama kamu. Coba deh pikir, pasti ada alasan kenapa dia ngejauhin kamu. Mungkin kamu bau? Mungkin kamu perlu pakai Rexona setiap saat (Dibayar berapa Mbak sama Rexona.. Wkwk)? Oke, mungkin kamu berkata nyelekit? Atau kamu berubah? Atau dianya caper aja kaliii... hehehe. Kalau aku pribadi, ketika udah sedih yang berhubungan dengan orang lain; wajib and kudu banget ngobrol face to face untuk mengklarifikasi semuanya. Bukannya apa. Tapi ini asli krusial. Berhubungan sama kewajiban kita untuk menjaga tali persaudaraan.

Dan masih banyak kasus-kasus lain yang mungkin sangat-sangat kompleks. Intinya selalu dan selalulah merenung dan mencoba belajar dari sebuah kesedihan.

3.     Cari Motivasi
Kalau ini tergantung sukanya kamu. Atau tergantung mood. Kalau kamu punya seorang sobat yang sangat kamu percaya, tempat berbagi kesedihan dan tempat bertukar solusi; maka berbagilah cerita kesedihanmu kepadanya. Walau aku sendiri terkadang enggan curhat. Tapi pernah beberapa kali mencoba ketika butuh pendapat solusi sekaligus motivasi dari orang lain. Ketika kamu mendapatkan seseorang yang tepat, kamu bisa merasakan setengah beban kesedihan itu terbagi dan kamu pun bisa lebih temotivasi dengan dukungannya *smileemoticon.

Cara lainnya baca buku motivasi. Aku dulu pernah menerapkan ini. Bacaannya “Laa Tahzan for Teens” (Ceilaah... gaya banget yah saya! Hehe). Ya, tapi sedikit banyak bisa membantu sekaligus membuka wawasan tentang bagaimana sih seharusnya mengatasi kesedihan.

Cara lainnya yang juga praktis adalah “melihat ke bawah”. Liat ke bawah? Maksudnya liat kaki?  Sikil? Wkwk... Bukan bukan maksudnya bukan itu. Contoh yang sederhananya, misalnya nilai kita dapat 70, terus kita iri sama teman kita yang dapat 90. Eh teman di samping kita ada yang menangis dapat 50. Lantas bukankah masih ada ruang untuk kita bersyukur?

Maka banyak sekali cara untuk mencari motivasi. Untuk apa cari motivasi? Ya buat cheer up. Buat bahagia lagi. Buat tetap bersyukur.

Yah, secuil unek-unek yang ingin aku tuliskan malam ini mungkin cukup segini saja. Sekali lagi, semua orang punya banyak cara untuk mengatasi kesedihan. Dan kesedihan bisa jadi merupakan ujian atau teguran. Goal dari kesedihan tergantung dari bagaimana cara kita mengatasinya. Maukah kita intropeksi? Maukah kita belajar dari kesedihan? Ini caraku. Bagaimana denganmu?

Post a Comment

0 Comments