Warna-Warni Idul Adha

Waw,sudah lama nih nggak bersua dengan blog tercinta dan juga pembaca setia (Lagaknya kayak punya pembaca setia :P)

Kali ini aku ingin bercerita tentang acara Qurban sebulan yang lalu. Basi banget ye... Hehe. Sebenarnya sudah lama banget terpikir untuk nulis posting ini. Tapi begitulah... karena saya penulis yang lalai. 

Langsung saja deh. Kalian sudah tahu kan kalau sekarang aku sudah duduk di kelas 11, dan aku ditempatkan di kelas 11 IPA 4. Nah, hari Senin tanggal 6 November 2011 lalu bertepatan dengan sehari setelah hari Raya Idul Qurban 1432 H, sekolahku mengadakan acara potong kambing dan sapi bersama.

Jadi, setiap kelas patungan membeli satu ekor kambing, lalu kambingnya ngantri deh untuk dipotong. Sebenernya nggak se-simple itu sih... Ya, awalnya sulit banget untuk mengumpulkan anak IPA 4 untuk diskusi soal teknis acara ini. Padahal banyak banget yang harus diomongin. Dari masalah Ketapel (Ketua Pelaksana), bendahara, peralatan yang harus dibawa, siapa yang mau beli kambing dan apakah nama yang cocok untuk kambing kita (lho?). Tapi Alhamdulillah, akhirnya bisa terselesaikan juga masalah itu. Kambing pun sudah dibeli oleh Denik.

Tak terasa, tibalah hari Senin yang dinanti-nantikan. Selesai upacara pembukaan, dimulailah acara pemotongan kambing. "11 IPA 2, 11 IPA 3,... 11 IPA 4" Ah, akhirnya giliran kambing kami. Entah mengapa kambing yang kami beli sifatnya penurut sekali, seakan-akan udah tau kalau dia akan menghadap Ilahi. Padahal, beberapa kambing yang dibeli kelas lain sempat berontak, melompat-lompat, berteriak-teriak minta tolong hingga jungkir balik (Nggak segitunya sih...).

Ketika kambing kami mulai dibaringkan, ia tidak berontak sama sekali, malah bagaikan sudah mengerti dan pasrah. Kemudian, mulailah Pak Dede beraksi dengan goloknya. Dengan mengucap "Bismillahirrahmanirrahim... ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR", dicabutlah nyawa Kambing kami oleh malaikat Izroil. Sekarang, ia telah pergi dari alam dunia menuju alam yang belum kita sampai kepadanya. Semoga kamu mendapat pahala, ya, Mbeek :').

Setelah dipotong, kami mulai menguliti dan mencacah kambing kami. Lalu dipisah dan dibagi rata ke 10 plastik untuk dibagikan kepada kaum yang membutuhkan.

Begitulah akhir dari cerita ini. Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat dan diridhoi Allah SWT.. Semoga tahun depan masih bisa diberkahi rezeki untuk berkurban :).

Oya, di bawah ini beberapa hasil dokumentasi kami. Monggo, dilihat (diraba, ditrawang)



Si Mbeek Sebelum dipotong



Hafes bermain dengan Mbeek sebelum dipotong

Post a Comment

0 Comments