Romantisme 27

Malam 27 Ramadhan,

Wuih, ramenya Mesjid At-Tin malam ini. Alahamdulillah... itu artinya masih banyak umat yang sayang sama Allah. Masih banyak yang dibukakan hatinya untuk menjalankan ibadah mulia di 10 malam terakhir bulan Ramdhan ini. Ya, i'tikaf.

Malam ke-27 ini, tepatnya tanggal 26 Agustus 2011, aku memutuskan untuk i'tikaf di At-Tin. Bersama temanku yang menurutku orangnya easy going banget. Ya, dia Annisa Riyanti alias Icha alias Chawdezig (hehe). 

Kita berangkat setelah menunaikan sholat Isya' dirumahku. Untungnya orangtuaku bersedia mengantar kami ke Mesjid At-Tin. Namun sayang, sesampainya di sana, sholat tarawihnya udah selesai. Akhirnya kami sholat Tarawih berjamaah sendiri yang diimami oleh mamaku.

Malamnya aku dan Icha menyiapkan alas tidur di lantai 3, tempat khusus akhwat. Kami asal gelar alas di tengah ruangan aja, gara-gara tungkai kaki kami udah lemas kecapekan abis menjelajahi At-Tin plus naik tangga yang berliku-liku untuk sampai ke lantai 3.

Sisa malam aku gunakan untuk meneruskan tilawahku, sedangkan Icha zikir-zikir. Oya, aku juga ketemuan dengan satu teman ajaibku lagi di sini. Ya, si Aisyah. Masih ingatkah kalian dengan posting "Aisyah Oh Aisyah"? Kita memang sudah janjian waktu siang-siang. Aku pikir nggak bakal ketemu Ais karena At-Tin udah jadi lautan hamba-hamba Allah. Tapi untungnya Allah mempertemukan kami ^_^.

Aku istirhatkan dulu tilawahnya untuk tukar-tukar cerita dengan Ais. Maklum kita kan udah jarang ketemu. Apalagi Ais pesantren di As-Syifa Subang. Nggak pernah berubah, Ais masih tetep ngocok lambung kayak dulu. Tiap dia ngomong pasti mau ketawa. Entah mengapa. Padahal omongannya juga nggak lucu-lucu banget. Dia emang punya keahlian humor tersendiri.


Sekitar setengah satu malam, akhirnya aku ngantuk lalu tidur. Dan aku pun terbangun jam 2 pagi lebih. Ternyata semua orang udah mulai tahajud berjama'ah. Waduh, udah tidur di tengah-tengah, nggak terbangun juga di antara orang-orang yang lagi pada sholat malam. Malu banget deh...

Setelah mengumpulkan nyawa dan kekuatan alam bawah sadar, lalu menyatukannya dengan sihir semesta alam (lebay), akhirnya aku, Icha dan Ais bangkit menuruni tangga menuju lantai 1, berwudhu, lalu naik ke lantai 3 lagi. Hosh, hosh, ngos-ngosan euy!

Aku berusaha untuk sekhusyuk-khusyuknya. Karena momen kayak begini itu bisa dibilang momen romantis kita dengan Yang Maha Pengasih. Walau aku masih merasa ngantuk, walau terkadang pikiran jadi ngawang waktu sholat, namun begitu sadar lagi langsung usaha untuk khusyuk-in lagi. Yah... semoga Allah menerima ibadah hamba-Nya yang lemah ini.

Aku rasa yang paling berkesan plus yang paling romantis itu, waktu lagi wirid di rakaat terakhir shalat Witir. Masya Allah, badanku gemetar, merinding, menggigil. Dadaku rasanya sesak. Punggungku terasa terimpa triliyunan dosa. Sebenarnya aku nggak ngerti utuh apa arti dari do'a yang dibaca. Tapi untungnya masih ngerti beberapa kalimat.

Waktu do'a minta perlindungan dari azab kubur, perlindungan dari siksa api neraka, semua orang menangis tak terhankan. Astagfirullah. Ya Allah, ampuni kami. Berkali-kali kalimat "Aamiin" yang diiringi isakan tangis selalu terdengar. Suasananya jadi tambah tambah tambah romantis tis tis.

Setelah sholat malam, aku dan Icha hunting makanan untuk sahur. Kalau Aisyah memisahkan diri sahur dengan keluarganya. Ternyata susah banget cari makan sahur di sini. Memang sih, At-Tin menyediakan 1000 makanan sahur untuk para jama'ah. Namun sayangnya aku dan Icha kehabisan, karena datang terlalu malam.

Kami berputar-putar di warung-warung jajakan yang terletak di sebelah At-Tin. Nasi goreng yang dianggap makanan paling praktis pun habis dibabat orang lain. Begitupun dengan makanan-makanan lainnya. Untungnya aku dan Icha masih bisa membeli soto. Sotonya kebanyakan toge. Jadinya kayak soto toge deh. Maklum, kita tinggal kedapatan sisa-sisanya saja. Bersyukur, bersyukur....

Setelah menutup sahur dengan segelas teh manis hangat, aku dan Icha beranjak untuk berwudhu lalu sholat Subuh.

Dan setelah bersih-bersih dan beres-beres sedikit, kami meninggalkan At-Tin dan pergi ke Mesjid Al-Falah. Loh kok ke Mesjid Al-Falah? Ya, karena kami diajak teman-teman Rohis SMAN 5 dan juga remaja Mesjid Al-Falah untuk menjadi salah satu panitia baksos sembako yang diadakan di Al-Falah. Happy. Dikasih ladang amal lagi. Hemm, semoga Allah memberkahi.

Serunya pengalaman kali ini. Mantap, asyik juga "Romantis".

Post a Comment

0 Comments