6 Perkara yang Harus Dijauhi di Ramadhan

        Pagi ini, ditengah kemacetan kota Jakarta, seraya perjalanan ke tempat kerja, aku menyetel sebuah video youtube berisikan ceramah Ramadhan di channel Ustadz Muhammad Nurul Dzikri, salah satu ustadz kondang tanah air. Bahasan yang ringan namun bikin bergumam ‘o, iya ya’. Ceramah tersebut berjudul 6 Perkara yang Harus Dijauhi di Ramadhan.

        Sebagai intro, kita perlu tahu bahwa ada 3 level ibadah puasa. Level yang pertama adalah puasanya orang awam secara umum, yaitu puasa sekadar menahan lapar dan dahaga, serta tidak berhubungan suami istri. Sedangkan, level kedua, puasa orang-orang khusus atau spesial, yaitu selain tidak makan minum dan tidak berhubungan suami istri, ia juga menjaga anggota tubuhnya (penglihatan, pendengaran, lisan) dari dosa. Terakhir, level puncak, yaitu puasanya orang-orang best of the best (orang-orang terbaik), ini merupakan puasa hati dari ambisi-ambisi yang rendah, kerdil, dan hina. Puasanya hati dari virus-virus hati seperti iri, dengki, sombong, dll.

        So, langsung aja, berikut ini adalah hal-hal yang harus kita jauhi selama Ramadhan, atau bisa disebut pintu yang harus kita tutup selama bulan Ramadhan ini:

 

1. Banyak makan

        Tanpa kita sadari, bulan Ramadhan ini adalah bulan dimana makanan berlimpah ruah. Kita jadi konsumtif selama puasa. Setiap harinya berfikir, “hari ini buka pakai apa, ya?” Maka, tiap menjelang maghrib meja makan dipenuhi dengan beraneka rupa minuman, makanan ta’jil, dan lauk pauk. Ternyata, makan berlebihan ini adalah pintu masuk syaiton dan pintu masuk virus-virus hati.


“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raf ayat 31)


2. Banyak tidur

         Sama halnya dengan makan, banyak tidur pun tidak baik. Mungkin kita pernah dengar sebuah hadist yang berbunyi seperti ini:


Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.


        Nah, karena tahu hadist ini, kita jadi termotivasi untuk bermalas-malasan saat puasa. Tapi, setelah aku baca di situs Rumaysho, ternyata hadist ini dho’if alias palsu, Guys! So, walaupun sembari menahan lapar dan haus, kita tetap harus produktif, ya! Kalau kata Ustadz Dzikri tidur 20 menit di siang hari saat puasa sudah cukup menyegarkan untuk bisa melek saat sholat tarawih atau sholat malam di bulan yang suci ini, lho!


3. Berlebihan dalam melihat

        Ternyata melihat berlebih-lebihan juga ngga baik. Bukan sekedar melihat yang haram saja, seperti melihat situs porno misalnya, kalau ini jelas tidak baik alias haram, ya. Tetapi, melihat yang mubah secara berlebihan juga sebaiknya dihindari. Contoh, kebanyakan scrolling media sosial seperti Tiktok dan Instagram. Boleh saja sih, tetapi kalau berlebihan apakah waktunya nggak sayang? Bukankah waktunya bisa dipakai untuk menambah pahala selama bulan suci seperti sholat sunnah dan membaca Al-Quran?


4. Berlebihan dalam berbicara

         Kadang kita tidak sadar kalau kita ini telalu banyak mengomentari hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting atau tidak ada manfaatnya juga buat kita. Contoh, ada teman kita pakai outfit warna merah di kantor terus kita berkomentar ‘harusnya begini harusnya begitu’. Ini memang bukan ghibah atau fitnah, tetapi tidak baik karena salah satu pintu masuk syaiton. Kalau jaman sekarang mungkin juga bisa dihubungkan dengan kebanyakan berkomentar di media sosial, alias berlebihan menggunakan jempol kita. Kita memang harus berpikir dulu sebelum berbicara. Kalau kata hadist, berbicara yang baik atau diam.


5. Berlebihan dalam mendengar

        Kalau ada orang yang meng-ghibahi orang (yang niatnya bukan untuk mencari solusi atau menyelesaikan masalah), lalu kita dengarkan, ternyata itu bisa merusak hati kita juga. Kata Ustadz Dzikri kita harus tegas (tapi tetap beradab) untuk menghindari hal-hal seperti ini. Begitu juga dengan mendengar hal-hal yang tidak penting.


6. Berinteraksi atau bergaul berlebihan

        Mungkin ini bisa relate dengan bukber (buka bersama). Di bulan Ramadhan ini ada orang-orang yang punya jadwal bukber berderet-deret. Bukber ini boleh, namun terkadang dengan padatnya jadwal ngumpul-ngumpul alias bukber setiap malam dan kadang bisa dari maghrib sampai larut malam, malah membuat kita absen sholat tarawih. Padahal sholat tarawih ini sholat yang spesial yang hanya ada di Ramadhan.

        Berinteraksi dan bergaul dengan sesama manusia itu sangat penting karena kita sejatinya adalah makhluk sosial. Tetapi, jika terlalu full sekali sehingga kita melupakan ibadah itu lagi-lagi tidak baik  dan bisa menjadi pintu masuk syaiton.

        Kalau Ustadz Nurul Dzikri bilang ilustrasinya seperti ini, misalkan ada seorang pria sedang ada masalah di rumah sama istrinya, lalu dia bukber dan ngumpul sama teman lamanya. Ketemulah sama seorang wanita (teman lamanya) yang pas kebetulan ada masalah juga di rumah tangganya. Sedangkan pria dan wanita ini punya kenangan bersama dulu pas jaman sekolah, nah loh, bahaya CLBK, kan. Apakah ini kejadian di masyarakat kita? Bisa dibayangkan sendiri ya, Guys.


***


         Nah, itu tadi 6 pintu yang harus kita tutup selama bulan Ramadhan, Teman-teman. Intinya, jangan berlebihan terhadap segala sesuatu. Oiya, kalau ada yang mau nonton video cerama Ustadz Dzikri secara full bisa klik di sini ya.

         Bulan Ramadhan adalah bulan yang spesial, maka kita harus memperlakukannya dengan spesial juga. Semoga kita bisa termasuk dalam golongan best of the best di bulan Ramadhan ini, ya. Semangat ibadah Ramadhan-Nya! Semoga selalu diberkahi, ya, Guys!

Post a Comment

0 Comments