Mendaftar Sekolah ke Luar Negeri

Hi, apa kabar semua?

Di Sabtu ceria ini aku akan bercerita pengalamanku daftar sekolah ke luar negeri yang ternyata lumayan ribet juga, ya. Hehehe...😉✌

Sebelumnya, sekadar informasi background-ku adalah dokter umum dan berencana untuk ambil master degree (sebutan S2 di luar negeri) dengan jurusan Public Health (kalau di Indonesia dikenal dengan jurusan "Kesehatan Masyarakat". So, tulisan ini akan lebih fokus membahas tentang mendaftar master/S2 di luar negeri.

Ternyata untuk memilih jurusan dan universitas yang tepat harus benar-benar penuh pertimbangkan sehingga aku harus meluangkan banyak waktu untuk melakukan riset kecil-kecilan melalui google, instagram, linkedin, telegram, hingga quora. Pokoknya benar-benar harus paham kenapa mau pilih jurusan, universitas, dan negara tersebut. Karena ada ribuan jurusan dan universitas di dunia ini. Jangan sampai sudah travelling jauh-jauh ke negara lain, ternyata merasa tidak cocok dengan perkuliahannya. 

Hal yang biasanya menjadi pertimbangan untuk memilih jurusan adalah relate dengan jurusan S1 sebelumnya / rencana kontribusimu ke depan. Biasanya orang akan memilih jurusan S2 yang in line dengan jurusan S1 nya. Alasannya bisa jadi ingin lebih memdalami suatu ilmu atau mengincar posisi yang lebih tinggi dalam pekerjaan (dengan requirement yang lebih tinggi juga).

Tetapi, ternyata banyak juga yang lintas jurusan alias jurusan S2 nya benar-benar jauh sekali dengan jurusan S1-nya. Biasanya alasannya adalah pekerjaan yang ia jalani saat ini tidak sejalan dengan pendidikan S1-nya dan dia membutuhkan knowledge dan skill baru yang mendukung pekerjaannya sekarang. Ada pula yang memang ingin bekerja di bidang lain dan S2 menjadi jembatannya untuk mencapai hal tersebut. 

Aku pribadi memilih public health karena bidang ini merupakan bagian dari kesehatan yang sebenarnya juga aku pelajari di S1 kedokteran walau dalam porsi yang lebih sedikit. Public health / kesehatan masyarakat adalah ilmu untuk tentang mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit dan lingkupnya adalah suatu populasi atau masyarakat. Sedangkan dokter biasanya lebih fokus kepada pengobatan dengan lingkup individual / kesehatan perorangan. 

Oke, lanjut. Setelah mantap memilih jurusan, saatnya menentukan universitas di luar negeri. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Aku rangkum di sini, ya....

1. Rangking universitas

Rangking universitas biasanya menjadi patokan untuk memilih universitas di luar negeri. Biasanya orang-orang akan berpatokan pada QS World University Rankings. Rangking ini di-update tiap tahunnya. Oiya, selain melihat rangking universitas, jangan lupa cek rangking jurusan, ya, bisa dicek di web yang sama di bagian Rankings by Subject. Karena bisa saja rangking univ nya oke, tapi ternyata jurusannya tidak unggul di univ tersebut, begitu juga sebaliknya. 

Biasanya orang juga akan bertanya-tanya dengan banyaknya universitas di dunia ini, bagaimana bisa tahu dan kenal dengan universitas tertentu. Kalau benar-benar blank harus mulai darimana kalian bisa mulai dengan mengetik "Universitas dengan jurusan (ketik jurusan yang kamu inginkan) terbaik di dunia" di google, hehehe... atau apapun keyword nya tapi intinya banyak-banyak riset kecil-kecilan di google, media sosial, buku, atau sumber apapun. Kalau sudah punya kenalan yang punya pengalaman kuliah di LN lebih oke lagi, deh. 

2. Struktur perkuliahan 

Rangking universitas bukanlah segala-galanya karena struktur perkuliahan lebih penting. Kalau sudah mengincar suatu universitas bisa cek dan ricek di website resminya (webnya cari di google). Di setiap website universitas sudah tertera jelas kuliahnya berapa semester, modul yang akan diajarkan, model perkuliahan (online atau offline, diskusi grup, studi kasus, kerja kelompok, dll), pengajarnya siapa, bahkan bisa baca profil pengajar dan track record-nya. Pengajar di kampus ini juga bisa menjadi pertimbangan. Misalkan kamu melihat di suatu universitas ada pengajar yang memiliki riset yang spesifik di bidang tertentu dan itu cocok dengan apa yang ingin kamu pelajari. So, go for it!

3. Persyaratan 

Biasanya ada 2 persyaratan utama yang menjadi dipertimbangan. Pertama, background pendidikan kita yang mencakup jurusan S1 dan IPK S1. Di setiap universitas sudah tertera jelas misalkan seperti aku yang daftar public health, ada beberapa universitas yang meminta S1 di jurusan tertentu seperti kedokteran, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, atau yang berhubungan dengan kesehatan saja. Namun, jurusan public health di universitas lain bisa jadi menerima mahasiswa dengan jurusan S1 apapun dan tidak menetapkan harus dari jurusan tertentu. Ada juga syarat IPK yang di setiap universitasnya berbeda-beda. Jadi, kita harus benar-benar detail membaca apa yang diminta universitas dan jurusan. 

So, please jangan tanya "kalau mau kuliah di LN syarat IPK nya berapa, ya?" Karena, setiap univ dan jurusan punya syarat masing-masing. 

Yang kedua, syarat bahasa. Jika kamu mau apply sekolah ke Inggris misalnya, mereka akan meminta sertifikat bahasa inggris dari lembaga internasional seperti IELTS, TOEFL IBT, dan PTE. Serta ada skor minimum yang berbeda-beda juga di tiap jurusannya. Syarat bahasa ini juga salah satu tantangannya untuk sekolah ke luar negeri. Ada yang beberapa kali tes baru bisa mencapai skor yang diinginkan sebelum akhirnya bisa kuliah di luar negeri. 

4. Biaya Pendaftaran dan Biaya Kuliah 

Di tiap web universitas biasanya juga akan dicantumkan biaya pendaftaran dan biaya kuliahnya berapa. Untuk pendaftaran yang berbayar biasanya kisarannya sekitar 1 jutaan per aplikasi. Tapi ada juga loh beberapa universitas yang tidak menerapkan biasa pendafataran. So, gratis tis tis kayak daftar facebook, namun tentunya dengan berkas-berkas yang lebih banyak, hahaha....

Biaya kuliah di luar negeri (khususnya di negara maju) seperti Inggris, Amerika, atau Australia sangatlah mahal jika dirupiahkan. Maka, ada beberapa opsi beasiswa / pinjaman siswa (student loan) yang ditawarkan dan biasanya tercantum di website universitas juga (pokoknya web tiap univ tuh lengkap BGT, deh!).

Beasiswa biasanya menjadi pertimbangan ketika akan kuliah di LN. Nah, harus tau juga nih kalau skema pendaftaran beasiswa itu berbeda-beda. Ada pendaftaran beasiswa dan universitas bergabung menjadi satu ada juga yang terpisah. Jadi, walaupun sudah diterima di universitas tapi belum ada pendanaannya, ya belum tenang. Karena, harus cari dana lagi, apply beasiswa sana sini kalau tidak ingin / tidak bisa membiayai sendiri. 

Ketentuan beasiswa pun tidak boleh luput dari perhatian kita. Karena ada beasiswa yang punya daftar jurusan dan universitas tertentu yang bisa didanai, di luar daftar tersebut mereka tidak menerima. Atau dengan kata lain, dalam memilih jurusan dan universitas harus dipikirkan juga apakah jurusan dan universitas tersebut bisa didanai dengan beasiswa yang kamu tuju. 

5. Negara

Negara juga penting menjadi pertimbangan. Kita bisa memulai dari negara yang kita suka dan kita impi-impikan untuk mengunjunginya. Cari tahu kotanya, sistem transportasi, arsitektur bangunannya, tempat wisata dan hiburan, karena kuliah bukan cuma melulu soal akademik. Pertimbangkan juga apakah ada komunitas Indonesia, komunitas agamamu, tempat ibadah sesuai agamamu, ketersediaan toko makanan halal (jika muslim); karena ini hal yang sangat penting untuk mendukung perkuliahan dan kehidupanmu nanti. Oiya, tak kalah penting, jangan lupakan biaya hidup dan asuransi kesehatan selama kamu kuliah di sana. 

Terakhir, singkat saja membahas tentang berkas yang biasanya menjadi persyaratan daftar universitas. Ini dia....

1. Transkrip nilai S1 (beserta terjemahan ke bahasa Inggris)

2. Ijazah S1 (beserta terjemahan ke bahasa Inggris)

3. Surat rekomendasi dari dosen atau bos di tempat kerja (bisa satu, dua, atau tiga rekomendasi; tergantung syarat dari jurusan dan universitas yang dituju)

4. Essay personal statement/ statement of purpose / motivation letter (Beda-beda istilahnya di tiap universitas namun biasanya intinya mencakup penjelasan tentang bakground pendidikan dan pekerjaan kita, alasan ingin mendaftar S2 di jurusan dan universitas tersebut, dan rencana kontribusi di masa depan)

5. Syarat tambahan yang berbeda-beda di setiap jurusannya (misalkan GRE, GMAT, mathematic ability, dll.)

Dan, pada akhirnya tibalah kamu pada kemantapan hati memilih jurusan, universitas, serta negara yang kamu tuju. Kalau ditulis begini sepertinya singkat banget, ya, namun sebenarnya pertimbangan dan persiapan ini benar-benar menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Eh, eh, tapi dibawa santai aja, ya! Hehehe....

Nah, aku pribadi kemarin mendaftar di 3 universitas dengan jurusan yang selaras (oiya kalian bisa daftar di beberapa universitas sekaligus, ya). Aku daftar di London School of Hygiene and Tropical Medicine, University of Glasgow, dan University of Edinburgh. Alhamdulillah... aku sudah mendapatkan penerimaan dari ketiga univ tersebut. Dan... saatnya menyortir lagi dari 3 universitas ini sesuai dengan pertimbangan di atas. 

Setelah universitas melakukan assessment dan kita dinyatakan layak, kita akan mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) melalui email atau web aplikasi pendaftaran. Di bawah ini adalah contoh LoA ku dari universitas.

LoA dari LSHTM

LoA dari University of Glasgow

LoA dari The University of Edinburgh

Akhirnya, walaupun sudah diterima di universitas akan sulit berangkat tanpa beasiswa😁. Dan... sekarang aku masih berjuang untuk bisa mendapatkan beasiswa. Bismillah, doain ya, Guys! Doa terbaik juga untuk kalian yang sedang berjuang untuk mendaftar kuliah di luar negeri. Semangat!

Post a Comment

0 Comments